Kamis, 06 November 2014

JAWABAN SOAL UTS 7 NOVEMBER 2014 (NO 2)

JAWABAN SOAL UTS NOMOR 2

 <HTML>
<HEAD><TITLE>uts</TITLE></HEAD>
<FRAMESET ROWS="150,*">
  <FRAME NAME="judul" SCROLLING="yes" NORESIZE src="head.html">
  <FRAMESET COLS="180,*">
    <FRAME NAME="menu" SRC="soal.html" SCROLLING="yes">
    <FRAME NAME="main" SRC="jawaban A.html">
    <audio controls="controls" autoplay="true" loop="true">
  <source src="NOAH - Separuh Aku.mp3" type="audio/mpeg"/>
  </audio>
</FRAMESET></FRAMESET>
</FRAMESET>
</FRAMESET>
</HTML>

Ini hasil printscreen dari source code di atas :


JAWABAN SOAL UTS 7 NOVEMBER 2014



JAWABAN SOAL UTS NOMOR 1
 
a. Konsep Dasar Sistem Linier :
Penyelesaian suatu sistem persamaan linier adalah suatu himpunan nilai yang memenuhi secara serentak (simultan) semua persamaan-persamaan dari sistem tersebut. Atau secara sederhana penyelesaian sistem persamaan linier adalah menentukan titik potong dari dua persamaan linier.
Bentuk umum:



Dasar sistem linier mengacu pada ilmu matematika, yang mana merupakan penyelesaian dalam suatu persamaan.


b. Perbedaan sistem linier dan nonlinier
Sistem Linier : Sistem linear merupakan suatu sistem yang sifatnya memiliki suatu ketetapan atau bisa dibilang sebagai sistem yang fixed. Sistem yang seperti itu dapat digambarkan sebagai bagan berikut ini :



Dalam bagan tersebut dapat diamati bahwa setiap input dalam sebuah proses tersebut memiliki output masing-masing sesuai dengan macam input yang ada dalam suatu proses. Sistem ini memiliki sifat yang fixed. Sistem ini tidak memiliki tingkat ke-sensitivitas-an yang rendah. Kita dapat memodelkan sistem linear seperti ini hanya dengan pemrograman konvensional biasa. Sistem Non Linier : Sistem non-linear merupakan suatu sistem yang sifatnya tidak tetap, mudah berubah, sulit dikontrol, dan sulit diprediksi. Sistem semacam ini memiliki tingkat ke-sensitivitas-an yang sangat tinggi. Sistem non-linear ini dapat digambarkan seperti kedua bagan berikut ini.



Dalam kedua bagan tersebut dapat diamati 2 hal, yaitu yang pertama, bahwa input-input yang berlainan dalam suatu proses dapat menghasilkan output yang sama, dan yang kedua, bahwa satu input yang ada dalam suatu proses dapat memberikan output yang sama. Di sinilah letak ke-sensitif-an sistem non linier.


c. Contoh-contoh sistem linier
Contoh sistem linier sering terdapat dalam persamaan matematika
x+3y=7
2x+2y=6

Visualisasi Pengenalan Sinyal dan Sistem Menggunakan Bahasa HTML

<HTML>
<HEAD><TITLE>Sinyal dan sistem Linier</TITLE></HEAD>
<FRAMESET ROWS="300,*">
  <FRAME NAME="judul" SCROLLING="No" NORESIZE src="Head Tugas 2.html">
  <FRAMESET COLS="180,*">
    <FRAME NAME="menu" SRC="menu.html">
    <FRAME NAME="main" SRC="Sinyal-dan-sistem-linier.html">
   
  </FRAMESET></FRAMESET>
</HTML>


Ini contoh dari bahasa HTML yang saya buat :


Sabtu, 25 Oktober 2014

Materi Pengenalan Sinyal Dan Sistem dalam bentuk HTML

<html>
<body>
<font color="black" size="4">
<body style="background-color:#5667BD"><font face="Bradley Hand ITC">
<div align="left"><font face="Bradley Hand ITC" color="White" size="14"><B><marquee bgcolor="black" width="100%" scrollamount="3" behavior="alternate">Pengenalan Sinyal</marquee></b></font></div>
<BR>

 <p><b>Sinyal x(t): memiliki nilai real atau nilai skalar yang merupakan fungsi dari variabel waktu t,</b>
<p>Contoh yang sudah umum:
<ul start="A" type="square"><I>
<li>Gelombang tegangan dan arus yang terdapat pada suatu rangkaian listrik</li>
<li>Sinyal audio seperti sinyal wicara atau musik</li>
<li>Sinyal bioelectric seperti electrocardiogram (ECG) atau electroencephalogram(EEG) </li>
<li>Gaya-gaya pada torsi dalam suatu sistem mekanik</li>
<li>Laju aliran pada fluida atau gas dalam suatu proses kimia</li></I>
</ul>
<BR>
<p><b><u> 1. Sinyal Waktu Kontinyu</b></u>
<p>sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog: ketika memiliki nilai real pada keseluruhan rentang waktu t yang ditempatinya
didefinisikan dengan persamaan matematis f (t) E (- &, & )
<p>Contoh Sinyal Waktu Kontiyu :
<ol start="1" type="a"><I>
<li>Fungsi Step</li>
<li>Fungsi Ramp</li>
<li>Impulse</li>
<li>Sinyal Periodik</li></I>
</ol>

<p><b> a. Fungsi Step </b>
<BR>
<img src="image002.jpg" style="widht:200px;height:200px">
<BR>

<p><b>b. Fungsi Ramp </b>
<BR>
<img src="image004.jpg" style="widht:200px;height:200px">
<BR>

<p><b>c. Impulse </b>
<BR>
<img src="image006.jpg" style="widht:200px;height:200px">
<BR>

<p><b>d. Sinyal Periodik (T)</b> :
<p>Suatu sinyal waktu kontinyu x(t) dikatakan periodik terhadap waktu dengan periode T jika x(t + T) = x(t) untuk semua nilai t.

<p><b><u> 2. Sinyal Waktu Diskrit</b></u>
<p>Pada kasus sinyal diskrit x[t]
t disebut sebagai variabel waktu diskrit (discrete time variable) jika t hanya menempati nilai-nilai diskrit t = t , n untuk beberapa rentang nilai integer pada n.

<p>Contoh-contoh Sinyal Waktu Diskrit :
<ul start="A" type="love">
<li><I>Sekuen Konstan : </I>Sinyal ini dihasilkan dari sampling sinyal waktu kontinyu yang nilainya konstan, misalnya sinyal DC. </li>
<li><I>Sekuen Impulse : </I>bukan merupakan bentuk sampel dari suatu sinyal waktu diskrit. Sekuen impulse pada saat bernilai 1 untuk titik ke-10 dan yang lainnya bernilai nol.</li>
<li><I>Unit Step : </I>Sebuah sekuen unit step untuk satu kasus dimana nilainya =1 untuk nilai n >= 10 dan bernilai 0. </li>
<li><I>Sekuen Rectangular (persegi) : </I>Kita tetapkan suatu variabel L dengan nilai positif integer. Sebuah fungsi pulsa rectangular waktu diskrit p L [n] dengan panjang L.</li>
<li><I>Sinusoida Diskrit : </I>Sebuah sinyal diskrit x[n] akan menjadi bentuk sinyal diskrit periodic apabila terjadi perulangan bentuk setelah suatu periode r tertentu.</li>
</ul>
<BR>

<p><p><b><u> 2. Sinyal Sinusoidal</b></u>
<p>- Semua sinyal yang ada di dalam proses pengolahan sinyal dapat didekati dengan model dasar sinyal sinus.
<p>- Lebih mudah dipahami karena bentuknya sederhana.
<p>- Memiliki frekuensi tunggal.
</font>

<BR> <BR>
<font face="Comic sans MS">
<h1 align="center"><marquee align="center" direction="left" height="70" scrollamount="3" width="70%" behavior="alternate">Pengenalan Sistem</marquee>
</h1>

 <BR>

 <p>Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai suatu interkoneksi dari sekumpulan komponen
(dapat berupa piranti atau proses) dengan terminal-terminal atau port akses yang
dimilikinya sehingga beragam materi, energi, atau informasi dapat dimasukkan dan diberi
perlakuan olehnya.

<BR><p><b>Klafisikasi Sistem</b>
<BR>
<BR>
<table border="3" style="widht:100%" cellpadding="7" cellspacing="1">

<tr>
<th><font color="red">Sinyal Waktu Kontinyu</th>
<th><font color="maroon">Sinyal Waktu Diskrit</th>
</tr>
<tr valign="middle" bgcolor="white">
<td> Penggambaran sistem waktu kontinyu selalu berkaitan  dengan -
<p>bentuk representasi matematik yang mengambarkan sistem -
<p>tersebut dalam keseluruhan waktu dan berkaitan dengan -
<p>penggunaan notasif (t) <0. </td>
<td>Penggambaran sistem waktu disktrit berkaitan dengan -
<p>pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu dari -
<p>sistem yang biasanya dengan penggunaan notasif[n].
</td>

<table border="5" cellpadding="2" widht=100%">
<tr valign="top" bgcolor="white"><BR><BR>
<td><i><b> <font size="5">Sifat-Sifat Dasar Sistem : Kausalitas, Linearitas, Time Invariant <i/></b></td></tr></table>


</table>
<BR>
<BR>
<BR>
<center>Dibuat Oleh:</center>
<center><h2><font color="black">Mochammad Wawan Andriyawan</h2></center>
<center><h2><font color="black">Teknik Elektro / 3B1 (sore)</h2></center>
<center><h2><font color="black">Universitas Panca Marga Probolinggo</h2></center>

</font> </p> </body>
</html>

Di bawah ini contoh hasil dari html di atas :








Kamis, 02 Oktober 2014

Pengenalan Sinyal


Sinyal x(t): memiliki nilai real atau nilai skalar yang merupakan fungsi dari variabel waktu t,
Contoh yang sudah umum:
• gelombang tegangan dan arus yang terdapat pada suatu rangkaian listrik
• sinyal audio seperti sinyal wicara atau musik
• sinyal bioelectric seperti electrocardiogram (ECG) atau electroencephalogram(EEG)
• gaya-gaya pada torsi dalam suatu sistem mekanik
• laju aliran pada fluida atau gas dalam suatu proses kimia
1.      Sinyal Waktu Kontinyu
sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog:
ketika memiliki nilai real pada keseluruhan rentang waktu t yang ditempatinya
didefinisikan dengan persamaan matematis
f (t) (− ∞, ∞ )
Contoh Sinyal Waktu Kontiyu
• Fungsi Step
• Fungsi Ramp
• Impulse
• Sinyal Periodik
a.      Fungsi Step




  





 
 



















b.      Fungsi Ramp
Fungsi ramp (tanjak) r(t) didefinisikan secara matematik




c.       Impulse 1
Unit impulse δ(t) juga dikenal sebagai fungsi delta atau distribusi Dirac didefinisikan sebagai:
δ(t) = 0, untuk t 0







d.      Impuls 2



  
   


Untuk suatu nilai real K, maka Kδ(t) merupakan sebuah impulse dengan area K. Ini dapat didefinisikan sebagai :










e.       Sinyal Periodik
Ditetapkan T sebagai suatu nilai real positif. Suatu sinyal waktu kontinyu x(t) dikatakan periodik terhadap waktu dengan periode T jika x(t + T) = x(t) untuk semua nilai t,− ∞<t<∞
Suatu contoh pada suatu sinyal periodik adalah suatu sinyal sinusoida
x(t) = A cos(ωt +θ)
Dimana:
A = amplitudo
ω= frekuensi dalam radian per detik (rad/detik)
θ= fase dalam radian.
Frekuensi f dalam hertz (Hz) atau siklus per detik adalah sebesar f = ω/2π.

2.      Sinyal Waktu Diskrit
Pada kasus sinyal diskrit x[t]
t disebut sebagai variabel waktu diskrit (discrete time variable) jika t hanya menempati nilai-nilai diskrit t = t , n untuk beberapa rentang nilai integer pada n.
Sebagai contoh t dapat menempati suatu nilai integer 0,1,2,3,…;
dalam hal ini t = t n = n untuk suatu nilai n = 0,1,2,3,…
Berikut ini digambarkan sebuah sinyal diskrit yang memiliki nilai
x[0] = 1, x[1] = 2, x[2] = 1, x[3] = 0, dan x[4] = -1.
Sementara nilai untuk x[n] yang lain adalah nol.


  
  

• Sinyal Diskrit dan Sinyal Digital
Pada kasus sinyal digital, sinyal diskrit hasil proses sampling diolah lebih lanjut. Sinyal hasil sampling dibandingkan dengan beberapa nilai threshold tertentu sesuai dengan level-level digital yang dikehendaki. Apabila suatu nilai sampel yang didapatkan memiliki nilai lebih tinggi dari sebuah threshold maka nilai digitalnya ditetapkan mengikuti nilai integer diatasnya, tetapi apabila nilainya lebih rendah dari threshold ditetapkan nilainya pengikuti nilai integer dibawahnya. Proses ini dalam analog-to-digital conversion (ADC) juga dikenal sebagai kuantisasi.
Contoh :
Dari sinyal diskrit terbangkit pada contoh sebelumnya ditetapkan untuk level digital sebanyak 11, mulai dari 0 sampai 10. Dan pada kasus ini ditetapkan threshold sebanyak 10 atau level kuantisasi sebesar +0.5 terhadap nilai integer. Beri gambaran bentuk sinyal
diskrit dan sinyal digital yang dihasilkan.
 

Penyelesaian:
Dengan mengacu kasus di atas dapat dibuat aturan seperti tabel berikut:
Nilai diskrit Nilai Digital
s[n] <0.5 0
0.5 <s[n] < 1.5 1
1.5 <s[n] < 2.5 2
2.5 <s[n] < 3.5 3
3.5 <s[n] < 4.5 4
4.5 <s[n] < 5.5 5
5.5 <s[n] < 6.5 6
6.5 <s[n] < 7.5 7
7.5 <s[n] < 8.5 8
8.5 <s[n] < 9.5 9
9.5 <s[n] 10


 

 Contoh-contoh Sinyal Waktu Diskrit
•Sekuen Konstan
•Sekuen Impulse
•Unit Step
•Sekuen Rectangular (persegi)
•Sinusoida Diskrit


• Sekuen Konstan
Sinyal ini dihasilkan dari sampling sinyal waktu kontinyu yang nilainya konstan, misalnya sinyal DC. Bentuk sinyal waktu diskrit untuk representasinya berupa deretan
pulsa-pulsa bernilai sama mulai dari negatif tak berhingga sampai dengan positif tak
berhingga. Gambaran matematis untuk sinyal ini adalah seperti berikut.

f(nT) = 1 untuk semua nilai n




• Sekuen Impulse
Sekuen impuls bukan merupakan bentuk sampel dari suatu sinyal waktu diskrit. Sekuen impulse pada saat bernilai 1 untuk titik ke-10 dan yang lainnya bernilai nol dapat didefinisikan sebagai

















                                                     




• Unit Step
Sebuah sekuen unit step untuk satu kasus dimana nilainya =1 untuk nilai n >= 10
dan bernilai 0 untuk k sebelumnya dapat didefinisikan sebagai:



• Sekuen Rectangular (persegi)
Kita tetapkan suatu variabel Ldengan nilai positif integer. Sebuah fungsi pulsa rectangular waktu diskrit p L [n] dengan panjang L dapat didefinisikan sebagai :













• Sinusoida Diskrit
Sebuah sinyal diskrit x[n] akan menjadi bentuk sinyal diskrit periodic apabila terjadi perulangan bentuk setelah suatu periode r tertentu.
                                                x[n+r] = x[n]                           (1-13)


Pada suatu kasus sinyal sinus: x[n] = A cos(Ωn +θ)
Contoh:
Gambarkan sebuah sinyal sinus diskrit dengan periodeΩ = π/5dan fase awalθ= 0.
Penyelesaian:
Dengan mamanfaatkan software Matlab akan didapatkan gambaran untuk suatu fungsi
periodik x[n] = A cos(Ωn +θ) seperti pada gambar berikut.



3.       Sinyal Sinusoida
• Semua sinyal yang ada di dalam proses pengolahan sinyal dapat didekati dengan
   model dasar sinyal sinus
• Lebih mudah dipahami karena bentuknya sederhana
• Memiliki frekuensi tunggal
• Parameter pada Sinyal Sinus
 y(t) = A sin(2πft +θ)              (1-14)
 dimana:
            A = amplitudo (dalam nilai real)
            f= frekuensi (dalam Hz)
            θ= fase awal sinyal (antara 0 ~ 360o )
  juga sering dinyatakan dalam radian (0 ~ 2πradiant)


Sebagai contoh:
            y(t) =5 sin(2π ft) = 5 sin(2π2t)
Ini berarti:
            Amplitudo = 5
            Frekuensi = 2 Hz
            Fase awal = 0o

Pengenalan Sistem

Sistem

Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai suatu interkoneksi dari sekumpulan komponen
(dapat berupa piranti atau proses) dengan terminal-terminal atau port akses yang
dimilikinya sehingga beragam materi, energi, atau informasi dapat dimasukkan dan diberi
perlakuan olehnya.

•Contoh-contoh Sistem
1. Sebuah rangkaian listrik dengan input yang sebanding dengan tegangan dan/atau
arus dan memiliki output yang sebanding dengan tegangan atau arus yang mengalir
pada beberapa titik.
2. Sebuah sistem komunikasi dengan input sebanding dengan sinyal yang ditransmisi
dan dengan output sebanding dengan sinyal yang diterimanya.
3. Sebuah sistem biologi seperti alat pendengaran manusia (telinga) dengan input
sebanding dengan sinyal suara yang masuk ke gendang telinga dan output sebanding
dengan rangsangan syaraf yang selanjutnya diolah di otak untuk pengambilan
keputusan informasi apa yang masuk.
4. Sebuah manipulator robot dengan inputsebanding dengan torsi yang diaplikasikan
ke robot dan output sebanding dengan posisi akhir salah satu lengannya.
5. Suatu proses pembakaran minyak, dengan inputnya berupa banyaknya bahan bakar
yang masuk dan output sebanding dengan panas yang dihasilkannya.
6. Proses manufaktur, dimana input sebanding dengan bahan mentah yang
dimasukkan dan outputnya berupa jumlah barang yang diproduksinya.

• Tipe Model Matematik
Ada dua tipe dasar pada model matematik.
Pertama adalah representasi input/output yang menggambarkan hubungan sinyal input dengan sinyal output.
Kedua adalah state (keadaan) atau internal model yang menggambarkan hubungan diantara sinyal input, keadaan, dan sinyal output pada suatu sistem.

2.2. Klafisikasi Sistem
 Sistem Waktu Kontinyu
 Sistem Waktu Diskrit
• Sistem Waktu Kontinyu
Penggambaran sistem waktu kontinyu selalu berkaitan dengan bentuk representasi matematik yang mengambarkan sistem tersebut dalam keseluruhan waktu dan berkaitan dengan penggunaan notasif (t).

Rangkaian RC dapat dilihat sebagai suatu sistem waktu kontinyu single-input single-output dengan inputx (t) sebanding dengan arusi (t) yang selanjutnya mengalir ke sambungan paralel dan outputy (t) sebanding dengan tegangan c (t)pada kapasitor.

Output y(t)adalah posisi mobil pada waktu t relatif terhadap suatu titik referensi.
Input x(t)merupakan gaya yang diberikan pada mobil pada saat t.


• Sistem Waktu Diskrit
Penggambaran sistem waktu disktrit berkaitan dengan pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu dari sistem yang biasanya dengan penggunaan notasif[n].

Contoh Sistem Waktu Diskrit
Suatu sistem pembayaran pada pinjaman uang di bank dapat dimodelkan sebagai sebuah sistem waktu diskrit dengan cara sebagai berikut.
Dengan n = 0,1,2,…,input x[n] adalah sebagai besarnya pembayaran perbulan yang dilakukan untuk bulan ke-n.

Output y[n] adalah kondisi balans pinjaman setelah bulan ke-n.

Indek n menandai bulan, input x[n], dan output y[n] merupakan fungsi sinyal waktu diskrit yang merupakan fungsi dari parametern. Kondisi awal y[0] ditetapkan sebagai besarnya pinjaman yang diberikan oleh bank.

Biasanya, pembayaran pinjaman x[n] adalah konstan, dalam hal ini x[n]= c,
dengann = 1,2,3,…dancmerupakan konstanta.

Dalam contoh ini, x[n] diberi kebebasan sebagai nilai yang bervariasi dari
bulan ke bulan.

Terminologi (I/12)y[n-1] dalam persamaan (2-7) adalah interest pada pinjaman dalam bulan ke-n.
Persamaan ini merupakan persamaan diferensial linear orde 1.


2.3. Sifat-Sifat Dasar Sistem
Untuk dapat mempelajari lebih jauh tentang suatu sistem, dapat dipelajari menggunakan teknik yang tergantung pada sifat dasar dari sistem
tersebut
Kausalitas
Linearitas
Time Invariant

Pembahasan kita disini difokuskan pada sistem single-input single-output dengan inputx(t)dan outputy(t).
Dengan anggapan bahwa respon outputy(t)pada sistem
dihasilkan dari inputx(t)tanpa energi awal.

• Kausalitas
Suatu sistem dikatakan sebagaikausalataunon-anticipatoryjika
untuk suatu nilai t1 , respon output y(t1) pada waktu t1 dihasilkan
dari input x(t) tidak tergantung pada nilai input x(t) untuk t>t 1.
Contoh:
Pertimbangkan sebuah sistem waktu kontinyu yang memiliki
hubungan input/output sebagai berikut:
y(t) = x(t+1) (2-8)
Coba anda klasifikasi, apakah sistem ini kausal?
Penyelesaian:
Sistem ini non kausal jika nilaioutput y(t) pada suatu waktu t tergantung pada input di waktu x(t+1).
Non kausalitas dapat juga dilihat dengan mempertimbangkan respon sistem untuk input detik ke suatu pulsa 1-detik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8a.
Dari hubungan y(t) = x(t+1) dapatdilihat bahwa output yang dihasilkan dari pulsa input seperti pada Gambar 2.8b.
Sinyal output muncul sebelum sinyal input diberikan, sehingga dalam hal ini sistem dapat dikatagorikan sebagai sistem non-kausal.
Sistem dengan hubungan input/output y(t) = x(t+1) disebut sebagai ideal predictor. Sebagian besar ahli fisika berargumen bahwa di dunia ini tidak ada prediktor yang ideal.

Contoh:
Pertimbangkan sistem yang memiliki hubungan input dan output seperti berikut:
y(t) = x(t-1) (2-9)
Apakah sistem ini merupakan sistem kausal?
Penyelesaian:
Sistem ini dapat dikatagorikan sebagai sistem kausal jika outputnya pada waktu t hanya tergantung pada nilai input saat waktu t-1.

Fakta menunjukkan bahwa delay sistem sebesar 1 detik untuk seluruh input merupakan kesepakatan nilai delay yang ideal (ideal time delay) untuk analisa sistem. Ada sejumlah teknik untuk membangkitkan delay waktu. Sebagai contoh, delay waktu diantara record dan head playback pada tape recorder dapat digunakan untuk membangkitkan delay waktu pada beberapa mili detik.



Dari persamaan tersebut diadapat nilai x(t) = 0 untuk semuat < t 1 , dimana t 1 adalah nilai positif integer bebas. Kemudian x(l) = 0 untuk semua l < t 1 dan integral dalam persamaan (2-13) bernilai nol untuk t< t 1. Sehingga untuk kasus ini y(t) = 0 untuk semua nilai t < t 1, sehingga rangkaian RC ini merupakan sistem kausal. • Linearitas Suatu sistem dikatakan additive jika untuk suatu input x 1 (t) dan x 2 (t), respon outputnya y(t) sebanding dengan jumlahan kedua input x 1 (t) dan x 2 (t). Suatu sistem dikatakan homogen jika untuk suatu inputax(t)dan suatu nilai real skalara, respon outputnya adalah senilai a kalix(t). Dalam hal ini juga dibuat anggapan dasar bahwa energi awal sebelum input diberikan ke sistem adalah tidak ada. Sebuah sistem adalah linear jika kedua sifat additive dan homogen dipenuhi. Contoh : Pertimbangkan sebuah rangkaian dengan diode ideal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini. Dalam hal ini outup y(t) merupakan tegangan yang melintasi resistor dengan resistansi R 2. Diode ideal merupakan suatu rangkaian hubung singkat ketika tegangan x(t) adalah bernilai positif, dan merupakan rangkaian terbuka jika tegangan x(t) bernilai negatif. Apakah rangkaian ini merupakan sistem linear? Penyelesaian: Dari gambaran rangkaian di atas kita dapatkan hubungan input/output sebagai berikut: Jika input unit-step dikalikan dengan bilangan skalar –1, maka inputnya adalah –u(t), dengan persamaan (2-12) respon yang dihasilkan adalah nol untuk semua t >0.

Tetapi ini tidak sebanding dengan –1 kali respon u(t) yang diberikand engan persamaan (2-13).
Kondisi ini bukan bersifat homogen, dan tidaklah linear. Sehingga kita dapat pula menyatakan kalau sistem ini tidak additive.

Contoh:
Pertimbangkan sebuah sistem yang memiliki hubungan input/output sebagai berikut:
y(t) = x2 (t) (2-14)
Sistem ini dapat direalisasikan sebagai sebuah pengali sinyal apakah sistem ini linear?

Penyelesaian:
Sistem yang didefinisikan dengan persamaan (2-14) sering kali disebut sebagaisquare-law device.
Perlu dicatat bahwa sistem ini tidak memiliki memori.
Jika sebuah skalar a dan inputx(t)diberikan ke sistem, dengan persamaan (2-14) diperoleh respon untukax(t)adalaha 2 x 2 (t).

Tetapi a dikalikan dengan responx(t)tidak sebanding dengan ax 2 (t), yang secara umum tidak sama dengana 2 x 2 (t).
Sehingga sistem ini tidak homogen, dan bukan merupakan sistem linear.

• Time Invariant
Sebuah sistem dikatakan sebagai sistem time invariant jika stateawal dan input adalah sama, tidak masalah kapan waktunya diaplikasikan, outputnya selalu sama.
Contoh:
Sebuah sistem pembangkit sinyal sinus menghasilkan sebuah sinyal yang memiliki hubungan input/output sebagai berikut:
y(t) = sin (2πft/T +π/2 rad) (2-15)
Karena suatu hal, terjadi penundaan sinyal selama setengah periode (½T). Coba amati apakah sistem ini time invariant?
Penyelesaian:
Dari persamaan dasar sebuah sinyal sinus di atas untuk
x(t) = x(t- t 1 ) (2-16)
dimana t1 = ½ T.

Dalam implementasinya pada persamaan (2-16) diatas didapatkan sebagai berikut:
y(t-t 1 ) = sin (2πft/T +π/2 rad – t 1 )
= sin (2πft/T +π/2 rad –πrad)
= sin (2πft/T -π/2 rad)

2.4. Studi Kasus Sistem Recording Digital
Dalam pengertian sederhana, kata digital adalah untuk merepresentasikan sebuah nilai numerik dari sebuah referensi analog suatu besaran fisik tertentu. Digitasi punya arti sebagai langkah untuk mengkonversi suatu besaran analog menjadi sebuah nilai numerik. Sebagai contoh, jika kita merepresentasikan sebuah intensitas suara dengan angka-angka yang proporsional dengan intensitas, maka nilai analog dari intensitas itu telahditampilan secara digital. Akurasi konversinya tergantung pada jumlah nilai diskrit yang telah ditandai dan laju pengambilan sampel hasil pengukuran yang telah dibuat. Sebagai contoh, 4 tingkatan nilai numerik yang akan digunakan untuk merepresntasikan perubahan 4 amplitudo suara kurang akurat dibandingkan menggunakan 256 tingkatan nilai numerik. Dan laju pengambilan sampel pengukuran dengan 8konversi/dt kurang akurat dibanding jika kita menggunakan 8000 konversi/dt.

• Prinsip Digital Recording
Pada saat melakukan recording (perekaman) secara digital pada sinyal analog signal, konversi analog ke digital (A/D) akan mengambil sampel dari continuous time-amplitude menjadi discrete time-amplitude.

• Discrete Time
Nyquist theorem Dinyatakan bahwa jika sebuah sinyal informasi V(t) yang disampel tidak memiliki komponen frekuensi lebih tinggi dibanding fs/2 (dimana fs = 1/Ts), maka sinyal diskrit yang dihasilakan akan cukup representatif sebagai nilai tersampel V( nTs) pada waktu diskrit tn = nTs dimana n = ... -1, 0 , 1 , 2 , 3 ...

• Discrete Amplitude
Terminologi bit merupakan singkatan untuk binary digit dan dikatikan dengan dua kondisi pilihan (0 dan 1). Sehingga, suatu sistem digital hanya akan memiliki dua level 1 bit resolution.
Secara umum, logarithma basis 2 digunakan mengkonversi angka pada level quantisasi yang pas untuk nilai-nilai bit tersebut. Sebuah pirantidegan dua posisi stabil seperti sebuah relay atau flip-flop, dapat digunakan untuk menyimpan 1 bit N piranti dapat digunakan untuk menyimpan N bit informasi, karena total angka yang mungkin untuk menyatakan keadaan informasi adalah 2N dan adalah sebanding dengan log2 (2N) = N bits ( Shannon, 1949/1975).
Sehingga untuk 4 levels dinyatakan sebagai 2 bit, 8 adalah 3 bit, 16 adalah 4 bit, dst. Untuk suatu N-bit A/D atau D/A converter

No. of levels = 2N
N = 8 No. of levels = 256
N = 12 No. of levels = 4,096
N = 16 No. of levels = 65,536
N = 20 No. of levels = 1,048,576

Sistem Recording/Processing Digital

Kedua sumber noise [N1(t), N2(t)] ditambahkan untuk menghindari distorsi digital pada signal V(t) terhadap coherent noise ND(t).
Pemilihan yang tepat pada N1(t) dan N2(t) dapat menghilangkan koherensi pada ND(t)
(digital noise) dengan sinyal V(t).