SINYAL SINUSOIDAL...
Gelombang sinus atau sinusoid adalah fungsi matematika yang berbentuk osilasi halus berulang. Fungsi ini sering muncul dalam ilmu matematika, fisika, pengolahan sinyal, dan teknik listrik, dan berbagai bidang lain.
Gambar 2.1. (a)
bentuk gelombang tegangan sinusoida. (b) Spektrum dari gelombang sinusoida
Gambar 2.1. (c) Bentuk-gelombang persegi; (d) Spektrum
frekuensi dari gelombang persegi; (e) Suatu gelombang persegi yg berisi
tegangan dc positif; (f) Spektrum frekuensi.
Sebagal alternatjf, bila titik-asal (origin) waktu-nol dimulai
pada 0‘ (Lihat gambar 2.1.a) dan bukannya pada 0, maka gelombang itu dapat
dilukiskan oleh
v = Vmax cos (2π f
t)
(2.2)
Karena pilihan titik asal waktu adalah sembarang (arbitrary),
maka pilihan untuk melukiskan gelombang dengan sinus atau kosinus biasanya
tidak penting.
Spektrum dari
gelombang sinusoida adalah hanya suatu garis lurus dengan tiniggi V dan
ditempatkan pada frekwensi f pada sumbu frekuensi, seperti terlihat dalam
Gambar 2.1(b). Spektrum amplitudo tidak memperhitungkan apakah gelombang itu
direpresentasikan oleb sinus atau kosinus. Suatu grafik sudut fase/frekuensi
yang terpisab dapat diperlihat kan bila informasi mi diperlukan.
2.2. Gelombang-gelombang periodik yg
komplek
Setiap bentuk gelombang yang bukan gelombang sinus atau kosinus,
yang berulang kembali pada setiap selang waktu yang teratur (regular interval)
dinamakan gelombang berulang kompleks (complex repetitive wave). Periode
T, dimana gelombang berulang, disebut waktu periodik (periodic time).
Contoh sinyal seperti ini adalah bentuk gelombang persegi/kotak, gelombang
segitiga, dll. Spektrum untuk setiap gelombang periodik kompleks dapat
diperoleh dengan metoda matematis yang dikenal sebagai analisis Fourier.
Menurut Yoseph Fourier, setiap gelombang komplek dapat diurai menjadi
gelombang-gelombang sinus/kosinus, dimana jika gelombang2 tadi dijumlahkan maka
akan menghasilkan bentuk gelombang komplek. Gelombang persegi yang ditunjukkan
dalam Gambar 2.1 (c) dapat direpresentasikan dengan deret Fourier (Fourier
series),
Deret tersebut mempunyai jumlah suku (termin) yang tak-berhingga
banyaknya, tetapi dapat dilihat bahwa amplitudo masing-masing suku mengecil
sebanding dengan 1/n. Terlihat juga bahwa deret itu hanya mengandung
harmonisa-harmonisa ganjil (yaitu, unsur-unsur pada frekuensi f, 3f, 5f
dan seterusnya). Spectrum untuk gelombang persegi ditunjukkan dalam
Gambar 2.1(d).
Harus dipahami dengan jelas bahwa spektrum tersebut bukan hanya
sekedar cara lain (matematis) untuk melukiskan suatu gelombang. Di dalam
gelombang persegi, misalnya, komponen gelombang-gelombang kosinus (secara
fisik) sama nyatanya dengan bentuk-gelombang waktu aslinya dan benar-benar
dapat disaring keluar dengan menggunakan filter-filter yang selektif terhadap
frekuensi-frekuensinya. Gambar 2.2. memberikan gambaran bahwa penjumlahan dari
beberapa komponen gelombang dg frekwensi f, 3f, 5f, akan menghasilkan
gelombang yg mendekati bentuk gelombang persegi, digambarkan dengan garis
putus-putus.
Gambar 2.2. Hasil penjumlahan 3 buah komponen sinusoida mendekati
bentuk gelombang persegi
Gelombang pada Gambar 2.1.(e) adalah gelombang hasil penjumlahan gelombang pada
gambar 2.1.(c) dengan sinyal DC (sinyal dg frekwensi nol), sinyalnya seperti
dinaikkan keatas. Spektrum frekwensi bertambah, dg munculnya komponen pada
frekwensi nol, lihat gambar 2.1.(f). Komponen frekuensi-nol ini tidak lain
adalah nilai rata-rata, atau nilai ‘dc’ dari sebuah bentuk gelombang, dan
adalah juga nilai yang akan terbaca pada suatu volt meter, seperti misalnya
sebuah multimeter kumparan-bergerak (moving coil meter). Setiap bentuk
gelombang yang luasnya tidak simetris terhadap sumbu waktu, pasti akan
mernpunyai komponen frekuensi-nol (sinyal DC).
Rentetan pulsa-pulsa persegi yang tenlihat dalam Gambar 2.3 (a)
mempunyai spektrum seperti dalam Gambar 2.3 (b). Bentuk mi mempunyai sebuah
komponen frekuensi nol dan mengandung baik harmonisa-hanmonisa genap maupun
ganjil (jadi, komponen komponen pada frekuensi f, 2f, 3f, 4f, dan seterusnya,
di mana f = I/T.
2.3. Efek Bandwidth yg terbatas pada
sinyal
Bandwidth yg terbatas dapat terjadi karena 2 hal, pertama memang medium
transmisinya memiliki jangkauan frekwensi yang terbatas. Kedua, secara sengaja
dibatasi oleh filter, karena tujuan tertentu. Untuk dapat mengetahui efek
bandwidth yang terbatas pada jaringan transmisi, kita dapat membayangkan sebuah
sinyal listrik yang mempunyai frekwensi spectrum (kandungan frekwensi) yang
banyak dan amplitudonya A. Seperti telah dinyatakan sebelumnya bahwa setiap
fungsi periodic dapat diwakili oleh sejumlah fungsi sinusoidal sederhana
(analisis fourier). Setiap fungsi dg periode T (frekwensinya f = 1 / T)
dapat dianggap sebagai jumlah fungsi sinus yang frekwensinya merupakan
kelipatan integral dari f.
Fungsi yang dibicarakan ini diwakili oleh serangkaian
komponen sinusoidal (spectrum) dg amplitude yang berbeda (semakin turun dg
naiknya frekwensi) pada frekwensi f, 2f, 3f dan seterusnya, ini yang disebut
sbg Harmonisa / Harmoni. Bila sebuah Biola digesek dan memancarkan
frekwensi natural (aslinya/alaminya) 200 Hz, maka dia akan mempunyai frekwensi
harmoni pada frekwensi 400 Hz, 600 Hz, 800 Hz dan seterusnya, dimana besar
amplitudonya An semakin mengecil dg naiknya frekwensi,
amplitudonya sangat kecil pada frekwensi Harmonisa yang tinggi.
Bila kita ingin mengirim sinyal asli tadi persis suara aslinya, maka kita harus
mentransmisikan semua harmonisa tadi. Jika kita tidak mentransmisikan semua
frekwensi Harmonisa tadi (karena alasan bandwidth yg terbatas) maka sinyal yg
ada hanya merupakan pendekatan saja dari sinyal aslinya. Nada biola tadi akan
sangat terdengar nyata jika direproduksi pada perangkat hi-fi yang frekwensinya
berjangkauan sampai 18.000 Hz. Tapi jika sinyal biola ini dikirim melalui
saluran telepon yang bandwidthnya adalah 3 kHz, bisa dipastikan suara asli
biola akan hilang, suara yg terdengar nyaris bukan suara biola, karena banyak
frekwensi Harmoninya yang tidak terkirim.
Hal yang sama juga terjadi pada transmisi data, jika kita hanya memiliki
bandwidth yang terbatas dan kita ingin mengirim data dg laju bit yg maksimal,
maka kita tidak dapat mengirim semua frekwensi Harmoninya. Ingat ketika
mengirim data Bit faktanya kita mengirim pulsa kotak, dan pulsa kotak memiliki
kandungan frekwensi harmonisa yg komplek (lihat paragraph 2.2), satu pulsa
kotak pada hakekatnya dihasilkan oleh penjumlahan sinyal sinusoida dg frekwensi
f, ditambah frekwensi harmoni 3f, 5f dst.
Suatu pengiriman data dg
laju 2000 bps, dengan menggunakan bandwidth yang berbeda-beda. Jika menggunakan
bandwidth 500 Hz, hasilnya bahkan tidak menyerupai pulsa bit sama sekali, bit
satu tidak terbaca, karena sinyal yang dikirim hanya sinyal sinus dg frekwensi
500 Hz. Jika menggunakan bandwidth 1000 Hz, sinyal terkirim adalah sinyal sinus
dg frekwensi 1000 Hz, masih memungkinkan utk dibaca tapi membutuhkan peralatan
canggih utk bisa memulihkan bit-nya. Pada bandwidth 2000 Hz, sinyal terkirim
sudah semakin mirip, dg peralatan yg baik bit 1 dan bit 0 dapat dikenali. Jika
menggunakan bandwidth 4000 Hz, sinyal terkirim sangat mirip dengan aslinya,
apalagi jika menggunakan bandwidth 6000 Hz.
Jadi bandwidth yang terbatas atau proses filter, akan berdampak pada tidak
terkirimnya frekwensi harmoni yang lainya, jika sinyal hanya terkirim harmoni
pertamanya saja maka hasilnya akan buruk. Kita dapat melihat pulsa kotak
dibawah ini (gambar 2.6), dimana pulsa persegi/kotak merupakan penjumlahan dari
frekwensi harmoni pertama, ketiga, kelima dst. Jika pulsa dg laju 2000 bps, dan
bandwidth yg digunakan hanya 2000 Hz maka yg terkirim hanya harmoni pertamanya
saja, jadi berupa sinyal sinus dg frekwensi 2000 Hz, Harmoni ketiga dan kelima
tidak dapat terkirim, sinyal kurang mirip dg sinyal aslinya. Sinyal terkirim
akan mendekati aslinya jika frekwensi harmoni ketiga dan kelima juga dikirim,
artinya pengiriman membutuhkan bandwidth minimal 10.000 Hz. Itulah mengapa pada
perlatan hi-fi suara
musik sangat mendekati aslinya karena dia menggunakan jangkauan Bandwidth
sampai 18.000 Hz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar